Cara Mudah Menghitung Sub Kriteria dalam Metode AHP


Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Assalamualikum Wr. Wb, Salam Sejahtera dan Salam Budaya

Di artikel ini, aku bakal bahas tuntas tentang bagaimana sih cara menghitung sub kriteria dalam metode Analytical Hierarchy Process (AHP)?
Topik ini penting banget, apalagi buat kamu yang lagi ngulik Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau lagi ngerjain skripsi, tugas besar, atau project penelitian.

Langsung aja kita mulai, ya!

Apa Itu Sub Kriteria dalam AHP?

Sebelum masuk ke perhitungan, kita harus paham dulu: apa sih sub kriteria itu?

Sub kriteria adalah tahapan lanjutan dalam metode AHP, setelah kita menentukan kriteria utama. Jadi, setelah kriteria utama kamu fix, kamu perlu "memecah" kriteria tersebut ke dalam beberapa sub bagian yang lebih spesifik. Nah, sub kriteria inilah yang nantinya bakal kamu kasih bobot, supaya keputusan yang dihasilkan SPK bisa lebih akurat dan masuk akal.

Kalau dalam analogi simpel, kriteria itu kayak "makanan sehat", sub kriterianya bisa berupa "sayur", "buah", "protein", dan seterusnya. Sama kayak dalam AHP, semakin detail kita bikin, semakin baik hasil akhirnya.


    Sebuah artikel lanjutan dari perhitungan sebelumnya yang ada di link diatas, sebelum ketahap perhitungan kalian harus menentukan sub kriteria atau kriteria alternatif dari masing-masing yang ada pada kriteria utama. 

Kriteria utama yang saya miliki adalah (Jumlah Kartu Program, Aset Bergerak, Aset Tidak Bergerak, Jenis Ternak dan Jumlah Penghasilan). Kriteria tersebut didapatkan pada data untuk menentukan calon penerima PKH di suatu Desa. 

Tahapan - Tahapan

Nah, setelah kriteria utama beres, langkah selanjutnya adalah nentuin sub kriteria untuk masing-masing. Caranya? Bisa dua:

  • Minta bantuan ahli (dosen, kepala desa, dinas sosial)
  • Observasi dan riset (langsung turun ke lapangan, ngisi kuisioner, interview)

Aku sendiri pilih metode riset lapangan supaya hasilnya lebih akurat dan grounded.

    Contoh Bagian dari Sub Kriteria yang sudah saya tentukan dengan melakukan riset dan observasi dengan membrikan kuisioner pada penerima PKH sebelumnya.

Contoh Sub Kriteria dari masing-masing setiap kriteria utama

Jumlah Kartu Program Kategori
Memiliki 5 Kartu Sangat Baik
Memiliki 3 - 4 Kartu Baik
Memiliki 2 - 3 Kartu Cukup
Memiliki >1 sampai 2 Kurang

Aset Bergerak Kategori
Memiliki 1 Aset Sangat Baik
Memiliki 2-3 Aset Baik
Memiliki 3-4 Aset Cukup
Memiliki 4 sampai >5 Aset Kurang

Aset Tidak Bergerak Kategori
Tidak Memiliki Sangat Baik
Memiliki Rumah Lain Baik
Memiliki Lahan Cukup
Memiliki Lahan dan Rumah Lain Kurang

Setelah menentukan dari tiap-tiap sub kriteria selanjutnya adalah perhitungan dengan menentukan matrik perbandingan berpasangan dengan menentukan skala setiap elemennya. 

Contoh Tabel Matrik Perbandingan Berpasangan pada Sub Kriteria Jumlah Kartu Program

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
  • Setelah menentukan skala selanjutnya adalah normalisasi atau menghitung jumlah setiap baris dengan cara nilai skala dibagi Jumlah.
    • Contoh Perhitungan Baris Sangat Baik.
      • 1 dibagi 1.80952381 = 0.552631579
      • 3 dibagi 4.5333333 = 0.661764706
      • 3 dibagi 7.3333333 = 0.409090909
      • 7 dibagi 16 = 0.4375
    • Lakukan perhitungan yang sama persis pada setiap baris dari masing-masing Sub Kriteria
  • Jumlah semua hasil dari proses diatas untuk menentukan nilai prioritasnya dengan cara Jumlah dibagi 4 (Jumlah Sub Kriteria).
    • Contoh Perhitungan dari hasil normalisasi baris Sangat Baik
    • 0.552631579 + 0.661764706 + 0.409090909 + 0.4375 = 2.060987194
    • 2.060987194 dibagi 4 = 0.515246798

Contoh Tabel Hasil Dari Tahap diatas

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
  • Perhitungan Eigen Vector caranya adalah menghitung nilai setiap baris pada Tabel Matrik Perbandingan berpasangan dengan cara nilai skala nilai prioritas dikali nilai Prioritas
    • Contoh Perhitungan Baris Sangat Baik.
      • 1 * 0.515247 =  0.515246798
      • 3 * 0.281597 = 0.844792253
      • 3 * 0.145401 = 0.436202681
      • 7 * 0.05775 = 0.404284232
    • Lakukan perhitungan yang sama persis pada setiap baris dari masing-masing Sub Kriteria
  • Kemudian lakukan perhitungan nilai Sub Prioritas pada setiap barisnya caranya adalah Niliai Prioritas dibagi Nilai Max dari seluruh prioritas.
    • Contoh Perhitungan Setiap Baris 
      • 0.515247 dibagi 0.515247(Nilai Max) = 1
      • 0.281597 dibagi 0.515247(Nilai Max) = 0.546529194
      • 0.145401 dibagi 0.546529194 (Nilai Max) = 0.282196598
      • 0.057755 dibagi 0.112091701 (Nilai Max) = 0.112091701

Contoh Tabel Hasil dari Tahap Diatas

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
  • Tahap perhitungan nilai lamda, CI, IR dan CR
    • Contoh Perhitungan lamda adalah Jumlah Nilai Sub Kriteria pada tabel matrik perbandingan berpasangan dikali nilai Prioritas kemudian dijumlah semuanya.
    • (1.80952381*0.515246798) + (4.533333333*0.281597418) + (7.333333333*0.145400894) + (16*0.05775489) =  4.199277773
    • Contoh Perhitungan CI (Consistency Index)
      • (lamda dikurangi jumlah sub kriteria) dibagi (jumlah sub kriteria dikurangi satu)
      • (4.199277773 - 4 ) / (4 - 1) = 0.066425924
    • Contoh Perhitungan RI (Random Indeks)
      •  Jumlah Kriteria (n) Random Indeks
         20,00 
         30,58 
         40,90 
         51,12 
         61,24 
      • Tabel diatas adalah nilai RI dari jumlah kriterianya 
    • Contoh Perhitungan CR (Consistency Ratio)
      • Rumusnya adalah CI dibagi RI 
      • 0.066425924 dibagi 0,90 = 0.073806583
      • Di metode AHP ini Consistency Ratio  bisa diterima apabila nilainya lebih kecil atau setara dengan nilai 0,1.

Konsistensi Cek

Jangan lupa, di AHP ada Consistency Ratio (CR) untuk memastikan kalau penilaian kamu konsisten.
Kalau nilai CR di bawah 0.1 (10%), berarti oke. Kalau lebih, kamu harus revisi pairwise comparisonyamu.

Kesimpulan

Menentukan sub kriteria dalam AHP itu penting banget supaya sistem SPK yang kamu buat benar-benar akurat, adil, dan bisa dipertanggungjawabkan.
Apalagi kalau tujuannya menyangkut bantuan sosial, keputusannya harus benar-benar didasari data yang valid.

Jadi, inget ya:

  • Riset lapangan itu krusial
  • Pakai skala penilaian yang objektif
  • Jangan lupa cek konsistensi perhitungan

Semakin teliti kamu, semakin bagus hasil akhirnya!

FAQ: Pertanyaan Seputar Sub Kriteria AHP

Q: Apa beda kriteria dan sub kriteria di AHP?
A: Kriteria adalah kategori besar untuk penilaian, sedangkan sub kriteria adalah bagian lebih spesifik yang memperjelas komponen dalam kriteria tersebut.

Q: Wajib pakai riset lapangan gak sih buat bikin sub kriteria?
A: Gak wajib, tapi sangat dianjurkan. Kalau gak bisa riset, kamu bisa pakai pendapat ahli, literatur, atau standar yang sudah ada.

Q: Gimana kalau hasil Consistency Ratio (CR) aku di atas 10%?
A: Itu tandanya ada ketidakkonsistenan dalam penilaian kamu. Solusinya: revisi kembali tabel pairwise comparisonyamu.

Q: Boleh gak pakai software buat hitung AHP?
A: Boleh banget! Ada banyak tools kayak Expert Choice, Super Decisions, bahkan Excel juga bisa. Tapi tetap, kamu harus ngerti dasar hitungannya.

Q: Berapa banyak sub kriteria idealnya?
A: Idealnya 3-5 sub kriteria per kriteria utama supaya analisa gak terlalu rumit dan hasil tetap fokus.

Penutup

Semoga penjelasan tentang cara menghitung sub kriteria AHP ini bisa membantu kamu, terutama buat yang lagi skripsi, tugas akhir, atau sekadar belajar SPK.
Kalau ada yang mau ditanyain atau butuh contoh kasus lain, feel free buat komen atau kontak aku, ya!

Stay learning, stay humble!

Demikian Terimakasih sudah percaya dan mau berkunjung semoga bermanfaat dan saya sampaikan satu kata " Jangan Lupa Bernafas dan Tetap Bersyukur".

See You, & Wassalamualikum Wr. Wb

Post a Comment for "Cara Mudah Menghitung Sub Kriteria dalam Metode AHP"